Ahlan Wa Sahlan




Assalamu'alaikum, sahabat. Silahkan melihat - lihat !! Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Wassalam.

Sabtu, 21 Februari 2009

Masing-masing Anak Perlu Pendekatan yang Berbeda

Yacinta Senduk SE, SH, MBA, LLM

Principal of Yemayo – Advance Education Center

EQ Certified Trainer, SixSeconds Org, California

Setiap anak memang memerlukan pendekatan yang berbeda. Saya sering dengan berat hati harus mematahkan pernyataan orangtua yang mengatakan, ”saya memperlakukan semua anak saya sama, tidak saya beda-bedakan; cuma yang adik ini susah sekali diatur, saya jadi pusing.” Ada dua hal yang bisa terjadi dengan pernyataan seorang ayah tersebut:

1. Bisa tanpa sadar, sebenarnya orangtua mengarah kepada ’pilih kasih’.

Hal ini sering sekali disangkal oleh orangtua, tetapi sebenarnya ini lebih sering dan sangat sering terjadi. Bagaimanapun, walau anak kandung sendiri, tetapi orangtua tetaplah manusia biasa yang juga sering mudah terpengaruh oleh apa yang dilihatnya dan dirasakannya. Anak yang berparas lucu atau cantik atau ganteng, lebih mudah meluluhkan hati orangtua dibandingkan dengan anaknya yang lain yang terlihat biasa-biasa saja. Anak yang berparas lebih menarik sering mudah dimaafkan jika berbuat kesalahan dibandingkan dengan anak yang berparas kurang menarik. Selain paras, anak yang lebih pandai bersikap manis, lebih mudah membuat orangtua jatuh hati dibandingkan anak yang selalu membangkang. Beberapa pernyataan orangtua jujur yang pernah berkata kepada saya, ada yang berkata, ”yah! Itu memang benar, sebab yang kecil ini kan lama saya nanti, jadi waktu dia lahir, semua perhatian saya full ke dia, tapi bukankah harusnya kakak-kakaknya mengerti bahwa yang kecil ini butuh perhatian lebih?” atau ibu yang lain pernah berkata, ”habis adiknya ini kan terlalu suka cari perhatian, sedangkan kakaknya ini lebih kalem, jadi saya memang bisa lebih dekat dengan si kakak” lain-lain kasus ada juga seorang ayah lebih dekat dengan anak laki-lakinya, karena ia merasa sang anak itulah penerusnya, ada juga seorang ayah yang merasa lebih dekat dengan dengan anak perempuannya, karena merasa anak laki-lakinya terlalu brutal. Nah! Sebenarnya, masing-masing orangtua mempunyai preferensi terhadap anak-anak mereka hal ini lebih diperumit dengan kenyataan bahwa anak-anak mempunyai sifat karakter yang berbeda yang memerlukan pendekatan yang berbeda-beda pula. Atau,

2. Orangtua mempertahankan pola pikir untuk memberlakukan pendekatan yang sama.

Justru dengan memberlakukan pendekatan yang sama, pendekatan orangtua tersebut belum tentu cocok untuk anak yang mempunyai karakter yang berbeda. Jika sepasang orangtua adalah orangtua yang ’pendiam’, maka mereka akan menemukan kesulitan jika harus menerapkan prinsip diam mereka kepada anak yang berkarakter riang ataupun extrovert. Juga sebaliknya, jika sepasang orangtua adalah orangtua yang ’ramai’, maka anak yang introvert merasa terseret-seret jika dipaksakan harus berbicara. Belum lagi jika sepasang orangtua yang seorang pendiam dan yang seorang lagi ramai, anak-anak lebih sulit lagi terbentuk, karena jika ramai di hadapan orangtua pendiam, si anak dimarahi dan sebaliknya, jika diam di hadapan orangtua yang ramai, si anak dimarahi lagi.

Dari 2 hal di atas, sebelum memikirkan tentang pendekatan, anda harus benar-benar terlebih dahulu ”sungguh-sungguh menyadari” bahwa tidak ada masalah ”pilih kasih”, sebab jika anda masih mendapatkan masalah pilih kasih, sebenarnya anda hanya harus mulai menaikkan porsi perhatian pada anak yang kurang mendapat curahan kasih sayang anda. Jika semua anak anda mulai mendapat perhatian yang seimbang, maka segeralah suasana rumah anda berubah lebih indah.

Namun jika anda merasa bahwa tidak ada masalah ”pilih kasih”, maka sekarang anda perlu melihat keluarga anda secara keseluruhan dan memberikan pendekatan yang berbeda pada semua anggota keluarga anda. Ini bukan sesuatu hal yang tidak mungkin; justru sangat mungkin bila anda mulai fokus pada tujuan akhir yang positif.

Sebagai ilustrasi, jika anda mengendari mobil, anda akan memberikan perlakuan yang berbeda pada semua fungsi mekanik mobil, anda tidak mungkin menginjak rem, kopling, gas secara bersamaan, karena itu berarti kalau anda tidak merusak mobil anda, mobil anda juga tidak akan maju kemana-mana. Perlakuan anda terhadap rem, kopling, gas, persneling, setir itu semua berbeda; jika anda telah mahir, semuanya bisa anda lakukan secara otomatis. Mengapa anda mau repot-repot memikirkan dan bergantian menginjak rem, kopling dan gas, dsb-nya... Karena anda fokus pada hal untuk menjalankan mobil tersebut agar dapat mengantar anda ke suatu tempat.

Demikian juga dengan keluarga anda. Anak, suami atau istri, tidak bisa anda teriaki secara bersamaan dan anda berharap semuanya sama-sama mendengarkan anda. Ada yang akan mendengar, ada yang akan berteriak balik kepada anda, ada yang akan menangis, dan berbagai macam lain reaksi yang akan anda dapati... To be continued..........

Tidak ada komentar: